MEMBACA SEJARAH PENDIDIKAN: KETIKA PENDIDIKAN BERANGKAT DARI KEPEDULIAN SOSIAL
25 December 2025 35 dilihat News

MEMBACA SEJARAH PENDIDIKAN: KETIKA PENDIDIKAN BERANGKAT DARI KEPEDULIAN SOSIAL

Kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) di MTs dan MA Sabilillah menjadi ruang awal yang penting untuk menanamkan pemahaman peserta didik baru tentang jati diri madrasah. Pada kesempatan tersebut, saya diberi amanah untuk menyampaikan materi kemadrasahan yang berfokus pada pengenalan sejarah singkat MTs dan MA Sabilillah.

Dalam penyampaian materi, saya menekankan bahwa keberadaan MTs dan MA Sabilillah tidak dapat dilepaskan dari Pondok Pesantren Sabilillah yang dirintis oleh Kyai Sarmadi. Gagasan pendirian pendidikan formal ini berangkat dari kepedulian beliau terhadap kondisi masyarakat Desa Wotanmas Jedong, di mana pada masa itu banyak warga yang belum memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan dan sebagian besar hanya menempuh jenjang SD/MI. Dari keprihatinan tersebut, lahir ikhtiar mendirikan lembaga pendidikan yang sederhana, terjangkau, dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Seiring berjalannya waktu, pesantren dan madrasah terus berkembang di bawah asuhan Kyai Mu’alimin. MTs Sabilillah resmi berdiri pada tahun 2013 sebagai jenjang pendidikan menengah pertama dan saat ini dipimpin oleh Mu’ashomatul Hikmah, S.Pd. Sementara itu, MA Sabilillah didirikan pada tahun 2016 sebagai kelanjutan pendidikan menengah atas yang kini dipimpin oleh Agus Mashuda, S.Pd.I., M.Pd., dengan tujuan menyiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan akademik dan karakter dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Selain membahas sejarah dan latar belakang madrasah, saya juga menekankan pentingnya peran tenaga pendidik dalam dunia madrasah. Guru-guru madrasah dikenalkan sebagai sosok yang akan membersamai proses belajar peserta didik sehari-hari. Saya memandang pengenalan ini penting agar peserta didik sejak awal merasa dekat, nyaman, dan memiliki sikap hormat terhadap para pendidik.

Dalam konteks perkembangan zaman, saya turut memperkenalkan digitalisasi pembelajaran, khususnya pemanfaatan Canva Pro dan media digital lainnya. Saya menekankan bahwa teknologi bukan sekadar alat bantu, tetapi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kreativitas dan efektivitas belajar apabila digunakan secara bijak dan bertanggung jawab.

Secara umum, pelaksanaan materi kemadrasahan dalam kegiatan MATSAMA ini berjalan dengan baik dan mendapat respons positif dari peserta didik. Bagi saya pribadi, kegiatan ini bukan sekadar penyampaian materi, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang nilai perjuangan pendirian madrasah serta tanggung jawab bersama untuk menjaga dan mengembangkan Kemadrasahan Sabilillah ke arah yang lebih baik.


 

Bagikan artikel ini: